15.10.10

Kerinduanku ~ Bujale

Kerinduanku ~ Bujale

Kerinduanku

malam semakin larut,
sang malam lambat tapi pasti mulai merayap,
menyapa setiap jiwa yg masih terjaga,
hiruk pikuk kehidupan perlahan pamit,
bergulung dalam buaian sang pemilik malam,
mata-mata mulai terlihat lusuh,
mengikuti irama waktu yg tak mengenal waktu,
perlahan satu persatu tubuh-tubuh fana menyerah pd kodrat alam,
bergelimpangan dalam pelukan mimpi-mimpi yg tak berujung,
walau masih tak terhitung ilusi yg masih jadi tujuan,
akan tetapi semuanya pasti ada batasan,
berhari,berminggu,berbulan,bertahun,
tak terasa sang pemberi hidup mengurangi kehidupan,
tanpa sadar jiwa-jiwa tua mulai terlihat ringkih,
yang dahulu terlihat gagah,
yang dahulu terlihat rupawan,
yang dahulu terlihat menawan,
yang dahulu terlihat menakjubkan,
yang dahulu terlihat penuh pesona,
Subahanallah...
yang dahulu terlihat pongah,
yang dahulu terlihat angkuh,
yang dahulu terlihat sombong,
yang dahulu terlihat gahar,
yang dahulu terlihat penuh keakuan,
Masya Allah...
kini terlihat hanya seperti sebatang pohon yg terlihat rapuh,
semua terlihat seperti debu beterbangan tertiup angin,
wahai jiwa-jiwa yang tenang,
kenapa harus engkau kotori oleh berbagai sampah tak berguna,
ingatkah engkau bahwa semua itu pasti akan berakhir,
atau apakah engkau bisa memberi kehidupan yang lain?
Demi Allah, sesungguhnya hanya Allahlah sang pemilik hidup,
dzat yang tak bertanding,
dzat yang tak beranak,
dzat yang maha satu,
dzat yang maha penuh kasih sayang,
hemm...
tapi kenapa masih juga engkau merasa diri berada,
karena sesungguhnya engkau itu ada dalam ketiadaan,
karena susungguhnya engkau itu lemah dalam kelemahan,
karena sesungguhnya engkau itu fana dalam kefanaan,
terus...
sebenarnya apa yang engkau cari dalam kehidupan?
sebenarnya apa yang engkau dapati dalam kehidupan?
karena untuk mengenal diri sendiripun engkau masih belum bisa,
Astagfirullah...astaghfirullah...astaghfirullah...
Ya Allah, wahai dzat yang memiliki semua keagungan,
dengan 99 sifatMU yang penuh keberkahan,
kusungkurkan diri fana ini dihadapanMU,
kusungkurkan diri lemah ini didekapanMU,
kusungkurkan diri kotor ini dalam kesucianMU,
kupasrahkan diri dalam takdirMU,
kupasrahkan diri dalam iradatMU,
Ya Allah, dzat yang maha memberi rahmat,
bukalah hati yg gelap ini utk memahami makna hayati,
sungguh tanpa cahayMU, diri ini bukanlah apa-apa,
angkatlah jiwa-jiwa ini kedalam keagunganMU,
Wahai jiwa yang tenang...
kembalilah kehadapan Tuhanmu dengan dalam keadaan senang atau terpaksa,
...Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada Iman,(yaitu),
"berimanlah kamu kepada Tuhanmu",maka kamipun beriman.
Ya tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskan kesalahan-kesalahan kami,
dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti...[QS.3.193]

13.10.10

Keterbatasan

kala kita becanda dgn bayangan,
seakan lupa sebenarnya apa yg sedang kita lakukan,
semua terlihat penuh pesona dan sangat menggairahkan,
membuat kita serasa fly entah ada di dimensi mana,
gemerlap kecantikannya bak berlian bermandi cahaya,
yang mampu membutakan mata lahir kita,
tetapi seharusnya kita segera tersadar,
bahwa sebenarnya semuanya hanya untaian fatamorgana,

memang terasa benar himpitan rasa itu,
seakan terlanjur semerbak,bersenandung dlm kalbu,
bak anak panah meluncur dari sang busur,
tak ada yang bisa untuk menghentikannya,
ah, memang manusia paling suka bermain dgn bayangan,
terkadang dgn sisa kekuatan yg ada,
mencoba utk menyingkirkan semuanya,
apalah daya dia malah jatuh kedalam renungan yg tak berujung,
hanya satu-satu desahan napasnya terdengar tak beraturan,

kembali dia mencoba utk menepis rasa yg semakin bergelora,
huh, seharusnya bisa...
lagi-lagi buntu terasa gak ada ruang utk itu,
berbagai macam cara dia lakukan tuk berusaha menghindar,
semakin kuat dia berusaha,
malah semakin dalam dia terjatuh dalam lamunan,
memang terkadang kita lupa,
bahwa sebenarnya kita sedang bermain dengan bayangan,
semakin dia mengejar, semakin dia menjauh,
lalu sebenarnya apa yang dia cari?
ketika pertanyaan itu terlintas dalam benak,
malah dia semakin gamang dan gemetar,
memang sulit...
hanya itu kata sederhana yg ada dalam otak,
tetapi bukan berarti hal yang tak mungkin utk dilakukan,
semuanya pasti butuh proses,

jauh mata memandang gumpalan-gumpalan awan yang memutih,
tersadar bathin dalam kecemerlangan cakrawala,
bibir tersungging tak tahu penyebabnya,
hanya getar-getar rasa menjalar lembut kesanubari,
berbisik daun jendela hati,
mengingatkan akan satu hal yang pasti akan kita hadapi,
mahluk lemah yang penuh dgn kesombongan,
mahluk lemah yang penuh dgn keserakahan,
mahluk lemah yang penug dgn keangkaramurkaan,
mahlik lemah yang penuh dgn keterbatasan
akhirnya tersadar semua harapan jiwa,
terbarkanlah pesona yang ada keseluruh penghuni alam raya
tuk mendapatkan daulah jiwa nan indah selamanya.