2.8.11

True Love

True Love

Bergerak lamban gerobak menarik beratnya beban,

berderik kerikil-kerikil tajam terlindas roda-roda,

sesekali tangan-tangan keriput dgn lincah menganyunkan cemetinya,

terdengar lenguh suara sapi kesakitan terkena lecutan,

bibir terkatup dan mata agak sedikit dipejamkan,

terkadang lirih terdengar senandung lagu kerinduan,

melambung khayal mengingat masa lalu,

tergugah rasa menikmati pesonanya,

terjagaku terhentak...

terdiamku dalam kebisuan...

otak seakan berhenti tak berfungsi,

dari sudut mata terlihat berkelebat sesosok bayangan,

kucoba tuk mengejar,

berusahaku tuk menangkap,

peluh bercucuran bak aliran anak sungai,

butir-butir keringat berkilau tertimpa sinar sang bulan,

tiba-tiba...sayup terdengar kidung cinta yg begitu syahdu,

membuat jiwa ini terpekur bertanya,

gerangan siapakah yang sedang terpanah oleh asmara,

kembali kuterdiam takjub dgn apa yang terlihat,

dibalik keremangan sinar rembulan,

bersimpuh seorang gadis dgn wajah syahdu,

senyum simpul selalu tersungging dari bibirnya,

tergerai rambut hitam bercahaya tertimpa sinar rembulan,

sesekali terlihat tangan mungilnya mengusap hidungnya yg mancung,

lirih mulutnya selalu dalam rangkaian bait-bait pengharapan,

terpanaku dibuatnya,

terjatuhku didalam khayalnya,

sungguh betapa berjuta rasa berkecamuk didalam dada,

semakin lama semakin tak karuan,

kucoba meraih tempat menopang,

limbung diri ini dibuatnya,

nanar mata ini menatapnya,

beribu harap, berjuta cemas,

menjadi satu dalam kegamangan,

satu hal yang selalu terlintas dalam benak,

bahwa semua hal yang kita alami dan rasakan,

tak pernah lepas dari suratan sang maha perencana,

oleh karena itu…

yakinlah akan suatu hal, bahwa…

kalau semua sudah menjadi bagian dari skenarioNya

tak perlu lagi engkau berkhayal,

karena semuanya akan menjadi kenyataan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar