31.5.10

kesendirian

berjalan gontai langkah tertatih...
menerawang mata sayu tertunduk...
terdengar sumbang sayup melirih...
sang diri terpekur melanglang khayal...
segurat senyum tersungging memaksa...
seakan coba menentramkan jiwa...
sesekali dia terdiam dalam keramaian...
terasa kosong tak ada isi...
berkali mencari apa yang belum dimiliki...
semakin dia mencari,semakin dia terhakimi...
kutatap mata-mata penuh kebersihan...
kadang jenaka, kadang juga manyimpan rahasia...
tangan2 mungil lincah mengusap kepala...
sambil bertanya dgn polosnya...
ayah...kenapa kok diam aja...
ayo dong temenin aiz main...
jiwa ini terasa tergugah bangkit...
melihat dia berlari menyambut riang...
terasa hilang sejenak penat yg tersisa...
malaikat kecil tertawa penuh kegembiraan...
membakar semangat yg hampir padam...
entah sampai kapan rasa ini akan bertahan...
kucoba menengok jauh kebelakang...
kuresapi setiap tetesan embun penuh kerinduan...
akan suatu hari yg penuh dgn kebahagiaan.

29.5.10

Refleksi Jiwa

rasa itu tiba-tiba datang ...
menyelinap lembut dipalung hati terdalam...
semua rasa terbang beriring kicau alam...
oh, sungguh tak bisa utk dilupakan...
tingkah geraknya selalu mengganggu pandangan...
sorot mata penuh dgn semangat...
hemm, menggoda jiwa tuk berkhayal...
ingin rasanya membunuh rasa itu...
tetapi semua sia-sia belaka...
semakin kucoba utk mengusirnya,
semakin dalam diri terbenam dlm kegelisahan...
memang kehendak alam tak bisa utk dilawan,
semua berjalan begitu spontan,
mengalir bak air menuju telaga,
lagi-lagi ku berusaha tuk menepis bayang dirinya,
tapi berulang hati ini berkata lirih...
wahai hatiku yg penuh dgn ketenangan,
jgnlah engkau berusaha utk melawan kehendak alam,
karena yg engkau dapat hanya kesedihan,
jgnlah engkau menentang kehendak alam,
karena hanya akan menimbulkan kegersangan,
berulang kali selalu mencoba tuk melakukan perlawanan,
huh...
ternyata kutelah berusaha utk melawan lirih hati,
semakin terbenam rasa kedalam kubangan kebimbangan,
maafkan aku wahai sahabat,
ternyata ku tak bisa melupakan dirimu walau hanya sekejap,
ingin rasanya kuutarakan rasa ini,
tapi ku tau seakan tembok legam berdiri didepanku,
apakah masih ada setetes embun yg bs membuat dahagaku berkurang,
wahai ketetapan alam yg kadang membuat ku merasa terbang,
ku selalu berharap tuk akhir yg selalu menyejukan,
hem...
lagi-lagi semua menjadi kebingungan,
karena hingga saat inipun kaki,tangan,kepala,dan seluruh anggota badan yg lainnya, hanya tercurah tuk sesuatu yg indah,
terbayang dalam benak purnamanya bulan,
tetapi tak secerah sinar yg terpancar dari kesederhanaan wajahnya,
semua yg kulihat,kudengar dan kurasakan hanya membuat ku menjadi tentram,
benar rasa itu tak bisa kuhilangkan,
biarlah tetap bersemayam,
entah sampai kapan,
pastinya kehidupan tetap berjalan,
masa depan akan selalu ada,
bagi setiap insan yg mau berusaha tuk meraihnya.

php/29mei2010