Memahami Hakikat Suka dan Duka
Betapa menyedihkan melihat
kehidupan begini penuh dengan duka dan penderitaan, kekecewaan dan penyesalan,
kesengsaraan dan hanya kadang saja diseling sedikit sekali suka yang hanya
kadang-kadang muncul seperti berkelebatnya kilat sejenak saja di antara awan
gelap kedukaan. Apakah duka itu dan dari mana timbulnya? Jelaslah bahwa duka
pun bukan merupakan hal di luar diri kita. Duka tidak terpisah dari kita
sendiri dan kita sendirilah pencipta duka! Kita merasa berduka karena iba diri,
dan iba diri timbul kalau si aku merasa kecewa karena dirampas apa yang menjadi
sumber kesenangannya. Karena merasa di jauhkan dari kesenangan yang
mendatangkan nikmat lahir maupun batin, maka si aku merasa iba kepada dirinya
sendiri. Pikiran, tumpukan ingatan dan kenangan, gudang dari
pengalaman-pengalaman masa lalu, mengenangkan semua hal-hal yang menimpa diri
dan memperdalam perasaan iba diri itu. Pikiran seperti berubah menjadi tangan
iblis yang meremas-remas perasaan hati, maka terlahirlah duka! Tanpa adanya
pikiran yang mengenang-ngenang segala hal yang menimbulkan iba diri, maka tidak
akan ada duka. Biasanya, kalau duka timbul, kita lalu melarikan diri pada
hiburan dan sebagainya untuk melupakannya. Akan tetapi, hal ini biasanya hanya
berhasil untuk sementara saja, karena si duka itu masih ada. Sekali waktu kalau
pikiran mengenang-ngenang, akan datang lagi duka itu. Sebaliknya, kalau kita
waspada menghadapi perasaan yang kita namakan duka itu, mempelajarinya, tidak
lari darinya melainkan mengamatinya tanpa ingin melenyapkannya, maka duka itu
sendiri akan lenyap seperti awan tertiup angin. Justeru usaha-usaha dan
keinginan untuk menghilangkan duka itulah yang menjadi kekuatan si duka untuk
terus menegakkan dirinya.
Bicara tentang duka tidaklah lengkap kalau
kita tidak bicara tentang suka atau kesenangan, karena kesenangan tak
terpisahkan dari kesusahan, ada suka tentu ada duka! Justeru pengejaran
kesenangan inilah yang merupakan sebab utama dari lahirnya duka! Sekali
mengenal dan mengejar kesenangan,berarti kita berkenalan dengan duka, karena
duka muncul kalau kesenangan dijauhkan dari kita! Kesenangan mendatangkan
pengikatan. Kita ingin mengikatkan diri dengan kesenangan, maka sekali yang
menyenangkan itu dicabut dari kita, akan menyakitkan dan menimbulkan duka.
Kesenanganlah yang membius kita sehingga kita mati-matian mengejarnya, dan
dalam pengejaran inilah timbulnya segala macam perbuatan yang kita namakan baik
dan jahat. Dan kesenangan ini pun merupakan hasil karya dari pikiran, yaitu si
aku yang mengenang dan mengingat-ingat. Pikiran mengunyah dan mengingat-ingat,
membayangkan segala pengalaman yang mendatangkan kenikmatan, maka timbullah
keinginan untuk mengejar bayangan itu! Kita tak pernah waspada sehingga seperti
tidak melihat bahwa yang kita kejar-kejar itu, bayangan yang nampaknya
amat nikmat dan menyenangkan itu, setelah tercapai
ternyata tidaklah seindah atau senikmat ketika dibayangkan, dan pikiran sudah
mengejar kesenangan lain yang lebih hebat atau kita anggap lebih nikmat lagi!
Maka terperosoklah kita ke dalam lingkaran setan dari pengejaran kesenangan
yang tiada habisnya. Kita tidak mau melihat bahwa di akhir sana terdapat dua
kemungkinan, yaitu kecewa dan duka kalau gagal, dan bosan yang membawa duka
lagi kalau berhasil, dan rasa takut kalau kehilangan.
Dalam keadaan berduka baru kita ingat kepada Allah
SWT, minta ampun, minta bantuan dan sebagainya dan semua ini wajar, timbul dari
rasa iba diri. Namun ketika kita dalam keadaan senang kita lupa kepada Allah
SWT, karena pementingan diri yang berlebihan, mengejar kenikmatan diri sendiri.
Semua ini bukanlah berarti
bahwa kita harus menjauhi atau menolak kenikmatan hidup. Sama sekali tidak!
Kita berhak menikmati hidup, berhak sepenuhnya! Akan tetapi, PENGEJARAN
terhadap kesenangan itulah yang menyesatkan! Ini merupakan kenyataan, bukan
teori atau pendapat kosong belaka. Kita harus waspada dan sadar akan kenyataan
ini, karena kewaspadaan dan kesadaran dalam pengamatan diri sendiri akan
mendatangkan
tindakan langsung tersendiri yang akan melenyapkan
semua itu!